Belakangan ini, kesadaran masyarakat terkait penampilan terus meningkat. Tidak sekadar perawatan wajah, tapi juga gigi. Nah, salah satu perawatan gigi yang populer saat ini ialah pemutihan gigi atau biasa disebut bleaching gigi.
Nah, Geng Sehat sendiri,
apakah Kamu ingin memiliki gigi putih cemerlang? Jika ya, apakah Kamu berpikir
untuk melakukan bleaching gigi? Well, sebelum Kamu pergi ke dokter gigi dan
melakukan hal tersebut, berikut beberapa hal yang harus diketahui.
Drg. Linus Boekitwetan,
M.Kes, mengatakan jika bleaching atau whitening gigi hanya sekadar estetika
saja.
“Biasanya, saya
menyarankan perawatan bleaching untuk pasien yang akan menikah agar memiliki
senyum putih dan menawan yang bisa menambah kepercayaan diri di hari H. Tetapi,
jika ada gigi yang berlubang, ya tidak bisa diputihkan karena memang harus
ditambal. Jadi, bedakan antara gigi berlubang dan memang karena warna giginya
kuning,” kata drg. Linus, saat diwawancarai GueSehat.
Prosedur Bleaching Gigi
dan Efek Sampingnya
Walaupun bisa membuat
gigi putih cemerlang, manfaat bleaching gigi hanya untuk penampilan saja, tidak
ada alasan kesehatan. Namun, ada efek samping setelah melakukan bleaching gigi.
“Biasanya, setelah
bleaching, gigi menjadi lebih sensitif. Tapi, akan hilang keesokan hari. Tidak
ada risiko fatal jika dilakukan oleh dokter gigi,” jelas dokter gigi yang sudah
prakter selama 18 tahun ini.
Bahan yang digunakan
untuk bleaching gigi ialah hydrogen peroxide. Apabila hydrogen peroxide terkena
gusi atau jaringan lunak di sekitar gigi, bisa menyebabkan iritasi. Namun,
iritasi tersebut akan sembuh dengan sendirinya di keesokan hari.
“Jadi, enggak usah takut
melakukan bleaching gigi. Aman dilakukan jika mengikuti prosedur bleaching yang
benar. Tapi, jika tidak sesuai SOP atau membeli bebas produk whitening yang
tidak jelas asal usulnya, bisa saja merusak gigi. Tidak disarankan membeli
whitening yang dijual bebas di internet karena tidak diketahui dengna jelas kandungan
bahannya, apakah aman untuk gigi atau tidak,”bebernya.
Idealnya, seseorang boleh
melakukan bleaching gigi jika sudah berumur di atas 15 tahun. Namun, ada
beberapa kategori yang tidak bisa melakukan bleaching gigi.
“Yang tidak bisa
melakukan bleaching gigi di antaranya ibu hamil dan menyusui, mereka yang masih
memiliki gigi susu, gigi yang sudah sensitif, dan gigi palsu,” jelas drg.
Linus.
Konsultasi Terlebih
Dahulu
Sebelum melakukan
bleaching gigi, Kamu disarankan untuk berkonsultasi dahulu ke dokter gigi.
“Konsultasi ke dokter
gigi itu penting karena biasanya, pasien tidak bisa membedakan apakah giginya
berwarna hitam karena lubang atau antibiotik tetrasiklin, atau karena sudah non
vital,” ujar dokter gigi yang praktek di Linus Boekitwetan Dental Care, Jakarta
Barat ini.
“Jika non vital, akan
dilakukan bleaching intrakorona. Sementara kalau vital, akan diberikan
treatment office atau home bleaching. Jika gigi tidak bisa di-bleaching karena antibiotik tetrasiklin, harus
di-veneer untuk mengubah warna giginya,”
ujar drg. Linus.
Lantas, apa perbedaan
antara bleaching vital, intrakorona, dan office bleaching dan home bleaching?
“Kalau bleaching vital,
berarti giginya belum mati, masih gigi normal. Jadi, bleaching yang dilakukan
hanya di permukaan gigi saja. Untuk bleaching intrakorona, dilakukan dari dalam
gigi. Jika gigi sudah non vital, biasanya harus dilakukan perawatan saluran
akar gigi atau endodontic treatment dahulu sebelum di bleaching intrakorona,”
jelas pria kelahiran 1977 ini.
Saat melakukan bleaching
intrakorona, biasanya bahan bleaching ditaruh di dalam kamar pulpa untuk
kemudian ditambal sementara. Setelah itu, akan dievaluasi setiap 1 minggu
sekali untuk mengetahui apakah warnanya sudah sesuai dengan yang diharapkan
atau tidak. Jika sudah sesuai, bahan bleaching bisa dikeluarkan dan ditambal
permanen.
“Nah, kalau home
bleaching itu dilakukan sendiri di rumah. Kandungan hydrogen peroxide lebih
kecil dari office bleaching, berkisar 10
hingga 15 saja. Biasanya menggunakan custom bleaching tray yang dicetak dan
dibuat di dental laboratorium sesuai gigi pasien. Pasien diharuskan untuk
memakainya setiap hari selama 8 jam dan
dievaluasi 1 minggu kemudian,” tutur drg. Linus.
Hasilnya Tidak Permanen
Bleaching gigi tidak
bersifat permanen, tergantung makanan dan minuman yang dikonsumsi. Jika sering
mengonsumsi teh, kopi, dan juga merokok, gigi bisa menguning kembali dalam
waktu kurang dari 1 tahun. Tapi, jika Kamu menjaga makanan dan minuman yang
dikonsumsi, gigi putih akan bertahan lebih dari 1 tahun.
“Secara umum, gigi berwarna
kuning karena genetik, seperti halnya warna rambut, mata, dan kulit. Faktor
eksternal yakni dari minuman yang dikonsumsi atau faktor internal seperti
antibiotik tetrasiklin dan juga trauma seperti gigi terbentur, bisa menyebabkan
gigi menjadi nonvital dan berubah warna jadi kuning atau hitam,” tutur dokter
gigi yang hobi networking dan media sosial ini.
Tidak dipungkiri jika
saat ini, ada banyak pasta gigi mengandung whitening yang bisa membuat gigi
putih cemerlang. Lantas, seberapa efektif pasta gigi whitening tersebut?
“Bisa saja (membuat gigi
putih), tapi tingkatan putihnya tidak akan secemerlang bleaching. Biasanya,
sesudah bleaching, pasien disarankan untuk menggunakan pasta gigi whitening
untuk maintenance,” ujar drg. Linus.
Harga untuk melakukan
bleaching gigi bervariasi, tergantung klinik,” jelas drg.
Linus.