Rasa
manis yang ditawarkan pasta gigi memang kerap menggoda si kecil untuk
menelannya. Yang menjadi pertanyaan: berbahayakah?
Merawat gigi sang buah hati
memang harus dilakukan sejak dini. Pasalnya, meskipun itu gigi susu, memiliki
sederet fungsi. Mulai dari sebagai alat untuk mengunyah makanan guna
mempermudah tubuh menyerap gizi, sampai sebagai perantara untuk mempersiapkan
tempat guna tumbuhnya gigi permanen.
Itu sebabnya, sejak gigi
pertama si kecil tumbuh yaitu di usia sekitar 6 bulan, orangtua disarankan
untuk rajin merawat dan membersihkannya. Dengan demikian fungsi gigi susu bisa
maksimal.
Tahapan
Membersihkan Gigi Anak
Adapun kegiatan membersihkan
gigi yang baru tumbuh, menurut drg. Linus Boekitwetan, yang sehari-hari membuka
praktek di Sunrise Garden, Jakarta Barat, dapat mulai dilakukan dengan
menggunakan kain kasa.
Caranya: lilitkan kain kasa di
jari telunjuk, celupkan ke dalam air hangat yang matang, kemudian gosok gigi
mungil si kecil secara perlahan. Kegiatan membersihkan gigi dengan cara ini
disarankan dilakukan minimal 2 kali sehari, yaitu pada pagi dan malam hari.
Masuk usia 1 tahun ke atas,
seiring dengan semakin banyaknya gigi susu yang tumbuh, maka orangtua bisa
mulai mengajari si kecil menyikat gigi sendiri dengan sikat gigi khusus anak
tahap pertama. Di usia ini pula anak mulai bisa diperkenalkan dengan pasta
gigi.
“Namun patut diingat,
berhubung usia 1 tahun anak biasanya belum bisa meludah dengan baik, maka air
yang digunakan untuk berkumur sebaiknya air matang. Sementara untuk penggunaan
pasta gigi, sebaiknya gunakan juga pasta gigi khusus anak yang tidak mengandung
fluoride sama sekali,” tegas drg. Linus.
Baru setelah si kecil masuk
usia 2 tahun dan sudah bisa meludah dengan baik, penggunaan pasta gigi khusus
anak yang mengandung fluoride sangat disarankan. Tapi itupun dengan catatan
penggunaannya tidak boleh terlalu banyak, alias cukup sebesar kacang polong
atau sebutir beras.
Kandungan
Pasta Gigi Anak dan Bahayanya
Lebih jauh drg. Linus
menjelaskan, bahwa berbeda dengan pasta gigi orang dewasa, pasta gigi untuk
anak, khususnya yang sudah berusia 2 tahun ke atas, selain diberi tambahan rasa
buah dan pemanis, juga mulai diberi tambahan fluoride. Namun tentu saja
konsentrasi fluoride yang terkandung didalamnya jauh lebih rendah dibandingkan
yang ada pada pasta gigi orang dewasa.
“Perlu diketahui, fluoride itu
sendiri sebenarnya memang termasuk mineral yang sangat dibutuhkan untuk
melindungi gigi agara tidak mudah berlubang. Itu sebabnya, penggunaan pasta
gigi anak berfluoride sangat disarangkan bagi anak yang sudah mengerti konsep
meludah dengan baik, yaitu anak yang biasanya sudah berusia 2 tahun ke atas, “
jelasnya.
Lalu bila fungsi fluoride
melindungi gigi, mengapa penggunaannya disarankan hanya untuk anak usia 2 tahun
ke atas? Bukankah anak usia 1 tahun juga sudah memiliki banyak gigi yang harus
dilindungi?
Menjawab hal tersebut, drg.
Linus menjelaskan bahwa anak usia 1 tahun umumnya belum bisa meludah dengan
baik sehingga memiliki kecenderungan untuk menelan pasta giginya. Terlebih
pasta gigi khusus anak dipastikan memiliki rasa yang manis sehinggga si kecil
akan selalu tergoda untuk menelannya.
“Nah, hal inilah yang harus
dihindari. Sebab dengan jumlah yang cukup, fluoride memang akan memberikan
dampak positif. Tapi jika terlalu banyak tertelan, bisa memberi efek buruk.
Diantaranya menimbulkan fluorosis yaitu timbulnya bercak putih kecoklatan pada
permukaan gigi. Selain itu, anak juga bisa diare karena saluran pencernaannya
teriritasi fluoride,” tuturnya.
Sementara soal rasa dan
pemanis yang ada pada pasta gigi anak, drg. Linus menanggapi bahwa hal tersebut
dipastikan masih dalam batas aman karena sudah mendapatkan izin edar dari BPOM,
sehingga dijamin tidak akan membahayakan.
“Justru yang harus diawasi itu
kebiasaan anak menelan pasta giginya. Karena meskipun pasta gigi anak kandungan
fluoride nya rendah, tapi jika sering ditelan ya tetap saja bisa menimbulkan
resiko seperti yang sudah saya jelaskan tadi. Karenanya saya sangat menyarankan
agar pasta gigi anak yang mengandung fluoride sebaiknya digunakan jika si kecil
benar-benar sudah mengerti konsep meludah dengan baik,” tutupnya.