Clear Aligner & Dental Treatment Center in Jakarta, Indonesia
Thursday, August 1, 2013
Saturday, July 13, 2013
Monday, June 10, 2013
Photos 2013 Aesthetic Teeth Makeover Part 1
Foto ini sudah mendapatkan izin dari pasien utk dipublikasikan di website
Foto ini sudah mendapatkan izin dari pasien utk dipublikasikan di website
Sunday, April 28, 2013
Friday, April 26, 2013
Video Informasi Mengenai Erupsi Gigi Normal, Cara Menyikat Gigi, Erupsi Graham Bungsu, Clincheck 3D Models & Invisalign Manufacturing
Erupsi Gigi yang Normal
Cara Menyikat Gigi
Erupsi Gigi Graham Bungsu / Third Molar
Clincheck 3D Models Invisalign Invisible Braces
Invisalign Invisible Braces Manufacturing
Saturday, April 20, 2013
Radang Gusi / Gingivitis Penyebab Utama Gigi Tanggal
Kompas.com - Penyakit radang gusi yang mudah dikenali
dari gusi berdarah jangan diabaikan karena pada tahap lanjut akan
merusak struktur penyangga gigi sehingga menyebabkan gigi mudah
terlepas.
"Gusi berdarah adalah prediktor dari risiko gigi tanggal," kata Dr.Juan Rafael Silva, ahli penyakit gusi dari Filipina dalam jumpa pers Kursus Penyegar dan Penambah Ilmu Kedokteran Gigi 2013 di Jakarta (28/2/13).
Di sekeliling setiap gigi terdapat parit kecil yang menjadi seperti pembatas antara gigi dan gusi. Ketika bakteri masuk ke dalamnya dan bersarang di sana, mereka menyebabkan peradangan, sehingga terbentuk kantong-kantong lebih dalam dan menampung bakteri lebih banyak.
"Dengan berlanjutnya peradangan akan terjadi kerusakan bukan hanya pada gusi tetapi juga tulang gigi sehingga gigi mudah terlepas," katanya.
Penyakit radang gusi sebenarnya disebabkan oleh hal sederhana, malas membersihkan gigi. Kebersihan mulut yang baik akan mencegah penumpukan bakteri atau plak. Namun seberapa pun cermatnya Anda membersihkan gigi, plak dan kalkulus akan selalu terbentuk. Karena itu pergilah ke dokter gigi setiap 6-12 bulan untuk membersihkan gigi.
Menurut Prof.Armasastra Bahar, dari Departemen Kedokteran Gigi Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, radang gusi termasuk dalam penyakit yang banyak diderita masyarakat Indonesia.
"Banyak yang mengabaikan penyakit ini karena menganggap gigi tanggal adalah hal yang sepele. Padahal lepasnya gigi berarti kecacatan karena kita kehilangan bagian tubuh," kata Arma, dalam kesempatan yang sama.
Para dokter gigi saat ini akan berusaha untuk mempertahankan gigi, termasuk pada gigi yang sakit. "Sebisa mungkin gigi jangan dicabut," katanya.
Tambahan:
"Gusi berdarah adalah prediktor dari risiko gigi tanggal," kata Dr.Juan Rafael Silva, ahli penyakit gusi dari Filipina dalam jumpa pers Kursus Penyegar dan Penambah Ilmu Kedokteran Gigi 2013 di Jakarta (28/2/13).
Di sekeliling setiap gigi terdapat parit kecil yang menjadi seperti pembatas antara gigi dan gusi. Ketika bakteri masuk ke dalamnya dan bersarang di sana, mereka menyebabkan peradangan, sehingga terbentuk kantong-kantong lebih dalam dan menampung bakteri lebih banyak.
"Dengan berlanjutnya peradangan akan terjadi kerusakan bukan hanya pada gusi tetapi juga tulang gigi sehingga gigi mudah terlepas," katanya.
Penyakit radang gusi sebenarnya disebabkan oleh hal sederhana, malas membersihkan gigi. Kebersihan mulut yang baik akan mencegah penumpukan bakteri atau plak. Namun seberapa pun cermatnya Anda membersihkan gigi, plak dan kalkulus akan selalu terbentuk. Karena itu pergilah ke dokter gigi setiap 6-12 bulan untuk membersihkan gigi.
Menurut Prof.Armasastra Bahar, dari Departemen Kedokteran Gigi Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, radang gusi termasuk dalam penyakit yang banyak diderita masyarakat Indonesia.
"Banyak yang mengabaikan penyakit ini karena menganggap gigi tanggal adalah hal yang sepele. Padahal lepasnya gigi berarti kecacatan karena kita kehilangan bagian tubuh," kata Arma, dalam kesempatan yang sama.
Para dokter gigi saat ini akan berusaha untuk mempertahankan gigi, termasuk pada gigi yang sakit. "Sebisa mungkin gigi jangan dicabut," katanya.
Tambahan:
Periodontitis adalah peradangan atau infeksi pada jaringan penyangga gigi (= jaringan periodontium). Yang termasuk jaringan penyangga gigi adalah gusi, tulang yang membentuk kantong tempat gigi berada, dan ligamen periodontal (selapis tipis jaringan ikat yang memegang gigi dalam kantongnya dan juga berfungsi sebagai media peredam antara gigi dan tulang).
Suatu keadaan dapat disebut periodontitis bila perlekatan antara jaringan periodontal dengan gigi mengalami kerusakan. Selain itu tulang alveolar (= tulang yang menyangga gigi) juga mengalami kerusakan.
Periodontitis dapat berkembang dari gingivitis (peradangan atau infeksi pada gusi) yang tidak dirawat. Infeksi akan meluas dari gusi ke arah tulang di bawah gigi sehingga menyebabkan kerusakan yang lebih luas pada jaringan periodontal
Suatu keadaan dapat disebut periodontitis bila perlekatan antara jaringan periodontal dengan gigi mengalami kerusakan. Selain itu tulang alveolar (= tulang yang menyangga gigi) juga mengalami kerusakan.
Periodontitis dapat berkembang dari gingivitis (peradangan atau infeksi pada gusi) yang tidak dirawat. Infeksi akan meluas dari gusi ke arah tulang di bawah gigi sehingga menyebabkan kerusakan yang lebih luas pada jaringan periodontal
Friday, April 19, 2013
Endodontic Treatment / Root Canal Treatment / Perawatan Saluran Akar Gigi
Jika lubang pada gigi / karies sudah mengenai pulpa, maka perawatannya dilakukan perawatan saluran akar atau pencabutan gigi.
Perawatan saluran akar adalah perawatan yang dilakukan dengan mengangkat jaringan pulpa yang telah terinfeksi atau yang sudah mati dari kamar pulpa dan saluran akar, kemudian diisi padat oleh bahan pengisi saluran akar agar tidak terjadi kelainan lebih lanjut atau infeksi ulang.
Tujuannya adalah untuk mempertahankan gigi selama mungkin di dalam mulut, sehingga gigi dapat kembali berfungsi normal dan menghindari kita dari memakai gigi tiruan
Perawatan saluran akar adalah perawatan yang dilakukan dengan mengangkat jaringan pulpa yang telah terinfeksi atau yang sudah mati dari kamar pulpa dan saluran akar, kemudian diisi padat oleh bahan pengisi saluran akar agar tidak terjadi kelainan lebih lanjut atau infeksi ulang.
Tujuannya adalah untuk mempertahankan gigi selama mungkin di dalam mulut, sehingga gigi dapat kembali berfungsi normal dan menghindari kita dari memakai gigi tiruan
Root Canal Treatment
Monday, April 8, 2013
Perawatan Gigi Susu Pengaruhi Gigi Permanen
Kompas.com - Rapi tidaknya gigi seorang anak sangat dipengaruhi oleh kondisi gigi susunya. Gigi susu yang terawat baik menjadi bekal bagi pertumbuhan gigi permanen anak kelak.
Salah satu fungsi gigi susu adalah membantu asupan gizi anak. Jika gigi susu rusak anak menjadi malas makan, rewel, sehingga konsenstrasinya dalam belajar menurun.
Gigi susu yang tidak dirawat sehingga berlubang dan tanggal sebelum waktunya akan menyebabkan gigi permanen tumbuh tidak rata. Akar gigi yang tertinggal juga menyebabkan gigi tetap yang akan erupsi (keluar) menjadi tertahan sehingga gigi tumbuh bukan di tempat semestinya, melainkan berada di depan, mundur, atau disamping (gingsul) dari yang seharusnya.
"Jika gigi susu anak copot secara utuh, anak memang tidak perlu dibawa ke dokter gigi. Tapi kalau masih ada akar tertinggal, jangan dibiarkan. Bawalah ke dokter gigi agar tidak ada akar yang mati dan tertinggal," kata Ketua Perhimpunan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Pusat drg.Zaura Rini di Jakarta, Senin (18/3/2013) .
Oleh karena itulah, menjaga kebersihan gigi dengan cara menyikat gigi dua kali sehari harus dimulai sejak bayi. "Bahkan sebelum giginya tumbuh," tegas drg. Rini.
Pada bayi, mulut dan gusi sebaiknya dibersihkan dengan kapas yang dicelup air hangat setelah bayi disusui atau meminum susu formula. Kebiasaan menyusui bayi sampai tertidur juga tidak disarankan.
"Meski ASI, tetap saja ada laktosanya. Kalau tertinggal di dalam mulut akan menyebabkan fermentasi sehingga bisa merusak gigi. Apalagi susu formula, wajib dibersihkan giginya," paparnya.
Faktor genetik
Selain perawatan gigi susu, kerapihan gigi tetap pada anak juga dipengaruhi oleh faktor keturunan. Karena itu tak jarang ada anak yang kondisi gigi susunya baik namun gigi tetapnya berjejalan.
"Biasanya disebabkan karena ketidaksesuaian antara ukuran rahang atau gusi dengan gigi. Kalau rahangnya kecil sementara ukuran gigi besar-besar maka gigi jadi bertumpuk-tumpuk," katanya.
Selain membuat gigi tidak rapi, hal tersebut juga bisa menyebabkan bentuk muka menjadi tidak sempurna. "Kalau sudah begini maka diperlukan perawatan ortodonti supaya fungsi gigi lebih optimal," katanya.
Salah satu fungsi gigi susu adalah membantu asupan gizi anak. Jika gigi susu rusak anak menjadi malas makan, rewel, sehingga konsenstrasinya dalam belajar menurun.
Gigi susu yang tidak dirawat sehingga berlubang dan tanggal sebelum waktunya akan menyebabkan gigi permanen tumbuh tidak rata. Akar gigi yang tertinggal juga menyebabkan gigi tetap yang akan erupsi (keluar) menjadi tertahan sehingga gigi tumbuh bukan di tempat semestinya, melainkan berada di depan, mundur, atau disamping (gingsul) dari yang seharusnya.
"Jika gigi susu anak copot secara utuh, anak memang tidak perlu dibawa ke dokter gigi. Tapi kalau masih ada akar tertinggal, jangan dibiarkan. Bawalah ke dokter gigi agar tidak ada akar yang mati dan tertinggal," kata Ketua Perhimpunan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Pusat drg.Zaura Rini di Jakarta, Senin (18/3/2013) .
Oleh karena itulah, menjaga kebersihan gigi dengan cara menyikat gigi dua kali sehari harus dimulai sejak bayi. "Bahkan sebelum giginya tumbuh," tegas drg. Rini.
Pada bayi, mulut dan gusi sebaiknya dibersihkan dengan kapas yang dicelup air hangat setelah bayi disusui atau meminum susu formula. Kebiasaan menyusui bayi sampai tertidur juga tidak disarankan.
"Meski ASI, tetap saja ada laktosanya. Kalau tertinggal di dalam mulut akan menyebabkan fermentasi sehingga bisa merusak gigi. Apalagi susu formula, wajib dibersihkan giginya," paparnya.
Faktor genetik
Selain perawatan gigi susu, kerapihan gigi tetap pada anak juga dipengaruhi oleh faktor keturunan. Karena itu tak jarang ada anak yang kondisi gigi susunya baik namun gigi tetapnya berjejalan.
"Biasanya disebabkan karena ketidaksesuaian antara ukuran rahang atau gusi dengan gigi. Kalau rahangnya kecil sementara ukuran gigi besar-besar maka gigi jadi bertumpuk-tumpuk," katanya.
Selain membuat gigi tidak rapi, hal tersebut juga bisa menyebabkan bentuk muka menjadi tidak sempurna. "Kalau sudah begini maka diperlukan perawatan ortodonti supaya fungsi gigi lebih optimal," katanya.
Subscribe to:
Posts (Atom)