Clear Aligner & Dental Treatment Center in Jakarta, Indonesia
Friday, February 5, 2010
Gingsul Itu Indah, tetapi Lebih Indah Kalau Rapi di Majalah Dokter Kita Februari 2010 oleh Drg. Linus Boekitwetan
Gingsul Itu Indah, tetapi Lebih Indah Kalau Rapi
Anda pasti pernah melihat gigi gingsul bukan? Gingsul adalah gigi taring atas yang tumbuh tidak pada tempatnya, biasanya di sisi atas samping depan. Karena tumbuh lebih ke arah pipi, maka saat tersenyum terlihat menonjol di sudut mulut.
Lebih lanjut lagi Drg Linus mengatakan, kehilangan gigi susu dapat disebabkan oleh penyakit periodontal atau karies (gigi berlubang), yang bisa menyebabkan gigi tersebut tanggal ataupun dicabut. Ruang bekas pencabutan tersebut akan tertutup oleh gigi-gigi di sebelahnya, sehingga gigi tetap yg tumbuh tidak mendapat tempat dan berjejal.
Selain itu gigi gingsul juga dapat dipengaruhi oleh faktor keturunan. Misalnya anak mendapatkan bentuk rahang yang kecil dari ibunya dan gigi yang besar dari ayahnya, atau sebaliknya. Akibatnya ukuran gigi tetap terlalu besar dibandingkan ukuran rahang yang kecil. Selain itu, malnutrisi (kekurangan nutrisi) juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan rahang dan gigi.
Biasanya gigi gingsul terjadi pada gigi taring atas. “Itu disebabkan karena pola pertumbuhan gigi taring tetap atas terakhir dibandingkan gigi tetap lainnya yaitu gigi graham pertama (molar 1), gigi seri pertama dan kedua (insisif 1 dan 2), gigi geraham kecil pertama dan kedua (premolar 1 dan 2), gigi taring (kaninus), gigi geraham kedua (molar 2). Jika ruangan untuk pertumbuhan gigi taring tidak ada, maka akan terjadi gingsul,” ujar dokter yang berpraktik di salah satu kawasan di Jakarta Barat ini.
Gigi tumbuh berjejal juga dapat disebabkan kebiasaan buruk seperti menghisap ibu jari, menghisap bibir atas atau bawah, menggigit benda tertentu juga dapat mempengaruhi susunan gigi. Gigi dapat bergeser sehingga lengkung gigi menjadi sempit, sehingga dapat mempengaruhi susunan gigi dan menjadi berjejal.
Menurut dokter gigi lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia ini, mempunyai gigi gingsul berdampak antara lain fungsi pengunyahan menjadi tidak sempurna. Selain itu dari segi estetika pun terganggu, tetapi ada juga yang berpendapat dengan mempunyai gigi gingsul menjadi lebih tampak manis (semua tergantung individunya). Efek lain dari gigi gingsul yang kurang baik yaitu mudah terjadi penumpukan/akumulasi plak gigi, serta kesulitan membersihkan daerah itu dengan sikat gigi. Meski demikian, gigi taring sebaiknya tak boleh dicabut karena sangat diperlukan untuk membentuk sudut lengkung rahang dan membuat muka terlihat simetris dan wajah tidak cekung jika dilihat dari samping.
Pemilihan metode perawatan dan cara yang digunakan pada penatalaksanaan kasus maloklusi dengan gigi gingsul tergantung posisi (letak), angulasi, dan inklinasi gigi. Prinsipnya adalah mengatur pertumbuhan gigi berdasar diagnosis dan waktu yang tepat.
“Salah satu caranya adalah pencabutan berurutan (serial extraction) yang disesuaikan dengan waktu tumbuh dan kebutuhan tempat,” jelas dokter gigi yang telah mengambil pascasarjana bidang ortodontik di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti ini. Jika gigi sudah tumbuh secara berjejal atau gingsul, perawatan yang dapat dilakukan dengan perawatan kawat gigi cekat atau braces karena tujuan dari perawatan ini adalah mengarahkan pertumbuhan dan mengembalikan gigi ke posisi normal.
Subscribe to:
Posts (Atom)